Jumat, 20 Februari 2009

SEJARAH HEROIN

Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang yang sangat populer di Amerika saat ini. Walaupun sebenarnya heroin bukanlah barang baru. Jenis ini telah ada sejak akhir tahun 60-an, efek negatifnya juga tidak asing lagi buat kita. Heroin merupakan bagian dari opium/candu, seperti candu, ada beberapa ketergantungan yang timbul baik secara fisik maupun mental yang dialami saat mengkonsumsinya.

Awal Mula Generasi Pecandu Heroin di Amerika

Pada pertengahan tahun 1800, candu adalah jenis obat terlarang yang paling terkenal saat itu. Sarang/rumah candu tersebar di tempat-tempat di Amerika yang sekarang dikenal dengan sebutan ‘Wild West.’ Banjir candu pada masa itu berasal dari para imigran Cina yang datang ke Amerika sebagai pekerja pembangunan rel kereta api.

Sejarah Amerika secara akurat mengatakan bahwa tokoh yang kita kenal sampai saat ini seperti Wild Bill Hickock dan Kit Carson sebenarnya lebih sering mengunjungi rumah madat dari pada bar. Gambaran stereotip yang kita miliki tentang para cowboy yang beristirahat di bar setelah melakukan perjalanan panjang menelusuri jalan kecil yang berdebu hanyalah sebagian dari cerita tentang Amerika di masa lalu. Kenyataannya, para cowboy ini seringkali tidak beristirahat di bar sama sekali. Mereka kedapatan sedang duduk dengan posisi kepala tertelungkup ke depan menghirup candu ditemani oleh pelacur oriental di dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi temaram cahaya lilin. Saat itu bukanlah hal yang aneh jika ditemukan cowboy-cowboy yang menghabiskan hari dan malam-malam mereka di rumah madat dalam keadaan fly/seperti bermimpi. Akhirnya, mereka menjadi ketagihan dan menjadi pecandu.

Meskipun demikian, masalah ketergantungan alkohol tetap menempati urutan pertama pada masa itu. Alkohol merupakan salah satu sumber utama penyebab kekerasan dan kematian. Sedangkan candu lebih dikenal sebagai alat penyembuh ketergantungan alkohol pada akhir tahun 1800-an.

Candu merupakan ‘ibu’ dari morfin, mulanya dikembangkan sebagai obat penghilang rasa sakit sekitar tahun 1810. Morfin dikategorikan sebagai obat yang ajaib karena mampu mengurangi rasa sakit akibat operasi atau luka parah. Pada saat dikonsumsi, obat ini menyebabkan penggunanya berada dalam kondisi mati rasa sekaligus diliputi perasaan senang/ euforia seperti sedang berada dalam alam mimpi. Oleh karena efek sampingnya yang berupa euforia ini, pada tahun 1811 obat ini diberi nama Morpheus sama seperti nama dewa mimpi Yunani oleh Dr. F.W.A. Serturner, seorang ahli obat dari Jerman. Pertengahan tahun 1850, morfin telah tersedia di seluruh Amerika Serikat dan semakin populer dalam dunia kedokteran. Morfin dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa sakit yang membuat takjub dokter-dokter pada masa itu. Sayangnya, ketergantungan terhadap obat tersebut terlewatkan, tidak terdeteksi sampai masa Perang Saudara berakhir. Selama perang saudara, jumlah pasien yang dirawat dengan menggunakan morfin akibat terkena misil udara dalam perang meningkat tajam. Sepuluh ribu tentara Amerika Utara dan Konfederasi berubah menjadi pecandu morfin. Hanya dalam waktu 10 tahun sejak pertama kali morfin memasuki Amerika, obat ini telah menjadi wabah.epidemik yang besar di Amerika. Walaupun tidak ada data statistik yang aktual mengenai angka ketergantungan/kecanduan saat ini, tetapi masalah ini telah berkembang sedemikian rupa yang memerlukan perhatian serius dari dunia kedokteran. Para dokter menjadi kebingungan dan tidak mengerti apa yang harus diperbuat dalam mengangani epidemik baru ini.



Pada tahun 1874, orang mengira telah menemukan jawaban atas masalah ini lewat obat baru yang ditemukan di Jerman. Obat ajaib baru ini disebut Heroin, sesuai dengan merek yang beredar di Jerman. Tidak lama setelah ditemukan, heroin pun diimpor masuk ke Amerika Serikat. Titik penjualan yang tinggi tercapai dari pasar yang yang terdiri dari para dokter dan pasien mereka yang sebelumnya merupakan pecandu morfin kemudian beralih menjadi pecandu heroin karena dirasa lebih “aman, dan tidak menimbulkan ketergantungan.” Sejak saat itu, lahirlah pecandu-pecandu heroin yang bertahan dalam kebudayaan Amerika sampai saat ini.

Sejak akhir 1800-an sampai dengan awal 1900-an, pabrik obat terkemuka pada saat itu mulai memproduksi peralatan yang diperlukan untuk menggunakan heroin. Peralatan ini dapat ditemui di toko-toko obat yang terdiri dari sebuah jarum suntik hipodermik terbuat dari kaca lengkap dengan sebuah botol kecil berisi opiat (morfin/ heroin) dan atau kokain yang dikemas rapi dalam sebuah kotak timah yang berukir indah. Laudanum (opium/ candu berbahan dasar alkohol) merupakan nama obat yang sangat populer karena kasiatnya dalam mengobati berbagai jenis penyakit. Laudanum dapat dapat diperoleh dengan bebas oleh anak-anak maupun orang dewasa – sama seperti aspirin sekarang ini.

Pabrik-pabrik obat berusaha memasarkan produk obat mereka melalui kampanye iklan yang memuji narkotik sebagai obat penyembuh berbagai jenis gangguan fisik dan mental mulai dari ketergantungan alkohol sampai dengan penyembuhan kanker, depresi, kelambanan, batuk, pilek, TBC dan penyakit karena usia. Bahkan kebanyakan dari obat mujarab yang dipromosikan oleh para penjual obat “yang licik seperti ular” sebagai obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit biasanya mengandung satu atau lebih unsur narkotika dalam campurannya.

Heroin, morfin, dan jenis derivatif opiat lainnya dijual dengan bebas dan legal sampai tahun 1920, yaitu saat pihak Kongres menemukan bahaya dari obat-obatan ini dan menetapkan Undang-Undang Obat Terlarang. Hukum baru ini membuat penjualan obat seperti ini tidak lagi diijinkan dijual di toko-toko obat seperti sebelumnya. Pihak federal juga melarang penyebaran obat-obatan jenis tersebut. Namun pada saat undang-undang tersebut diberlakukan, sudah sangat terlambat. Pasar heroin di Amerika Serikat telah tercipta. Tahun 1925 diperkirakan terdapat sekitar 200000 pecandu di negara itu. Pasar tersebut terus bertahan sampai hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar